BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang Masalah
Manusia merupakan makhluk hidup yang berinteraksi
dengan manusia lainya.Interaksi terasa semakin penting pada saat manusia
membutuhkan eksistensinya diakui.Kegiatan ini membutuhkan alat,sarana,media
yaitu bahasa. Sejak saat itulah bahasa menjadi alat, sarana, dan media.
Pada
mulanya manusia hanya mengenal bahasa lisan yaitu bahasa yang hanya keluar dari
lidah mereka berupa bunyi yang digunakan sebagai alat komunikasi.Seiring
berkembangnya peradaban orang mulai mengenal juga bahasa yang berupa media
tulisan.Sejak dikenalnya tulisan itulah manusia tidak lagi hanya menggunakan
bahasa lisan tetapi juga bahasa tulis.
Bahasa
sebagai alat komunikasi memilki 3 fungsi yaitu : a) Fungsi Informasi,b) Fungsi
Ekspresi c) Fungsi Adaptasi integrasi.Sesuai dengan fungsi itulah setiap orang
bisa memberkan informasi,mengungkapkan ekspresi diri,serta beradaptasi dengan
menggunakan media lisan dan tulisan.Kemampuan seseorang dalam menggunakan
bahasa lisan dan tulis perlu pembelajaran agar bisa berfungsi optimal.Pembelajaran
yang tepat akan sangat berpengaruh terhadap kemampuan berbahasa.Oleh karena itu
pendidikan sangat berperan penting dalam proses pembelajaran tersebut.
Pembelajaran
dalam berbahasa harus dibiasakan sejak dini,Sehingga seiring perkembanganya
kemampuan berbahasanya pun ikut berkembang.Dalam proses pembelajaran,guru harus
memiliki strategi mengajar agar siswa dapat belajar secara aktif mengena pada
tujuan yang diharapkan.Salah satu langkah untuk memiliki strategi itu adalah
memilih pendekatan pembelajaran yang tepat. Pendekatan pembelajaran yang tepat
untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis karangan sederhana berdasarkan
gambar seri adalah pendekatan Bahasa secara utuh .
Dengan adanya pendekatan Bahasa
secara utuh ini diharapkan kemampuan siswa dalam menulis karangan benar – benar
mengalami kemajuan.
B.
Rumusan Masalah
Dengan
mengacu pada latar belakang masalah yang telah diuraikan di depan,berikut ini
dikemukakan rumusan masalah sebagai berikut :
1.
Apakah penerapan pendekatan Bahasa secara utuh dapat meningkatkan kemampuan dan prestasi
belajar siswa kelas V SDN 009 Kecamatan Muara jawa,Kabupaten Kutai kartanegara,dalam
menulis karangan berdasarkan gambar seri ?
2.
Apakah kesulitan siswa kelas V SDN 009 Kecamatan
Muara jawa, Kabupaten Kutai kartanegara,dalam menulis karangan berdasarkan
gambar seri bisa teratasi dengan pendekatan Bahasa secara utuh ini ?
C. Tujuan
penelitian perbaikan pembelajaran
Sesuai dengan rumusan masalah
diatas maka perbaikan ini bertujuan untuk:
1.
Meningkatkan kemampuan dan prestasi belajar siswa
Kelas V SDN 009 Kecamatan Muara jawa Kabupaten Kutai kartanegara,khususnya
dalam pelajaran Bahasa Indonesia materi menulis karangan sederhana berdasarkan
gambar seri.
2.
Mengatasi kesulitan siswa dalam menulis karangan
berdasarkan gambar seri.
D.
Manfaat penelitian perbaikan pembelajaran
Sesuai
dengan tujuan perbaikan diatas diharapkan perbaikan ini dapat memberikan
manfaat bagi berbagai pihak, antara lain :
1.
Bagi siswa dapat meningkatkan kemampuanya dalam
menuis karangan berdasarkan gambar seri.
2.
Sebagai pelaksana perbaikan mampu mengembangkan
pengetahuan, keterampilan dan wawasan berfikir kritis guna melatih kemampuan
memahami dan menganalisis masalah – masalah dalam pembelajaran.
3.
Memberikan masukan kepada semua guru kelas v
sebagai bahan pertimbangan dalam meningkatkan kegiatan pembelajaran Bahasa
Indonesia
BAB II
KAJIAN
PUSTAKA
A.
Pembelajaran Bahasa Indonesia
Pembelajaran berbeda dari
pengajaran yang merupakakan terjemahan dari teaching,Pembelajaran merupakan
terjemahan dari instructional proses memberi rangsangan kepada siswa supaya
belajar pada proses pengajaran biasanya ada guru yang mengajar siswa,sedangkan
dalam proses pembelajaran tidak selalu demikian.Sesekali siswa harus belajar
sendiri dari media belajar atau dari lingkungan yang sesuai dengan tujuan yang
ingin dicapai.Tugas guru mengatur supaya terjadi interaksi antara siswa dengan
media belajar atau lingkungan belajar itu.Jadi pembelajaran bahasa adalah
proses memberi rangsangan belajar berbahasa kepada siswa dalam upaya siswa
mencapai kemampuan berbahasa.
Kemampuan berbahasa dalam arti
luas adalah kemampuan mengorganisasi pemikiran,keinginan,ide,atau pendapat atau
gagasan dalam bahasa lisan maupun tulis.Secara umum,kemampuan ini tergantung
pada frekuensi dan kualitas materi dengar,bicara,baca,tulis yang dilakukan oleh
seseorang dalam keseharianya. Semakin kerap seseorang
mendengar,berbicara,membaca,menulis dan semakin berkualitasnya materi yang
didengar,dibicarakan,dibaca dan ditulisnya maka semakin komunikatiflah kalimat
– kalimat yang dituturkanya.Dengan demikian, kemampuan berbahasa orang tersebut
semakin baik.
Itulah sebabnya diperlukan upaya
agar seseorang kemampuan kebahasaanya sehingga fungsi bahasa dpat diperoleh
secara maksimal.Upaya ini dapat dilakukan dengan cara menggiatkan latihan –
latihan kebahasaan.Semakin awal upaya ini dilakukan maka semakin baik hasilnya.Latihan
ini sebaiknya dilakukan sejak anak duduk di sekolah dasar.Usia sekolah dasar
merupakan masa yang tepat untuk melatih kegiatan berbahasa.
Dalam kurikulum berbasis
kompetensi penekanan mata pelajaran bahasa Indonesia pada aspek peingakatan
kemampuan membaca dan meulis permulaan. Kegiatan pembelajaran menggunakan
pendekatan tematik untuk menciptakan pembelajaran yang lebih bermakna.Pengelolaan
waktunya diserahkan kesekolah masing – masing.
1.
Ketentuan untuk kelas 3, 4, 5, dan 6
Dalam kurikulum berbasis kompetensi penekanan mata pelajaran bahasa
Indonesia pada aspek menigkatkan kemampuan berkomunikasi lisan dan tulis.Mulai
kelas 3 menggunakan pendekatan mata pelajaran tunggal sesuai dengan jenis mata
pelajaran dalam struktur kurikulum.
2.
Tujuan pembelajaran
bahasa Indonesia
Hasil belajar Bahasa Indonesia dalam kurikulum berbasis kompetensi
adalah :
a.
Mendengarkan
Siswa mendengarkan dan memberi tanggapan secara
kritis dengan pemahaman dan kepekaan terhadap gagasan,pendapat,dan perasaan
orang lain dalam berbagai bentuk wacana lisan dan informasi yang dilihat
b.
Berbicara
Siswa berbicara secara aktif untuk mengungkapkan
gagasan,pendapat dan perasaan,dalam berbagi bentuk dan cara kepada berbagai
saasaran sesuai dengan tujuan dan konteks pembicaraaan.
c.
Membaca
Siswa membaca beragam teks,menunjukkan pemahaman
secara kritis terhadap gagasan pendapat dan perasaan baik tersurat maupun
tersirat memanfaaatkanya untuk berbagai tujuan serta gemar membaca berbagai
jenis teks.
d.
Menulis
Siswa menulis berbagai jenis karangan untuk
berbagai tujuan dan pembaca dengan memperhatiklan kosakata,ejaan,tanda
baca,strukrtur kalimat,dan paragraph secara efektif.
e.
Pemahaman penggunaan
Siswa memahami penggunaan bahasa secara beragam
bergantung pada tujuan dan konteks,serta menguasai komonen – komponen
kebahasaan untuk mendukung penggunaan bahasa Indonesia.Siswa mencintai,
menghargai,dan menggunakan Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan
memahami bahwa bahasa Indonesia mempunyai peran penting terhadap diri dan lingkunganya.
f.
Apresiasi sastra
Siswa mampu mengapresiasi dan berekspresi sastra
dalam berbagai jenis dan bentuk.
Tujuan pembelajaran ini dapat
diupayakan dengan menggunakan langkah langkah pembelajaran bermakan yaitu
berikut ini:
1.
Pemanasan apersepsi
2.
Eksplorasi
3.
Konsolidasi pembelajaran
4.
Pembentukan sikap dan perilaku
5.
Penilaian formatif
B.
Menulis
Menulis adalah suatu kegiatan untuk menciptakan
suatu catatan atau informasi pada suatu media dengan menggunakan aksara.Menulis biasa dilakukan pada kertas dengan menggunakan alat-alat seperti
pena atau pensil.Pada awal sejarahnya,menulis
dilakukan dengan menggunakan gambar,contohnya tulisan hieroglif (hieroglyph) pada zaman Mesir Kuno.Tulisan dengan aksara muncul sekitar
5000 tahun lalu.Orang-orang Sumeria (Irak saat ini) menciptakan tanda-tanda
pada tanah liat tanda-tanda tersebut mewakili bunyi,berbeda
dengan huruf-huruf hieroglif yang mewakili kata-kata atau benda.Kegiatan
menulis berkembang pesat sejak diciptakannya teknik percetakan, yang menyebabkan orang makin giat
menulis karena karya mereka mudah diterbitkan.
Menulis adalah menyampaikan ide atau gagasan
dan pesan dengan menggunakan lambang grafik (tulisan).Tulisan adalah suatu
system komunikasi manusia yang menggunakan tanda-tanda yang dapat dibaca atau
dilihat dengan nyata.Tarigan (dalam Agus Suriamiaharja,1996 : 1),menyatakan
bahwa : Menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambang lambang
grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipakai oleh seseorang,sehinga
orang lain dapat membaca lambang – lambang grafik tersebut kalau mereka
memahami bahasa dan gambaran grafik tersebut.Sedangkan Robert Lodo (dalam
Suriamiaharja,1996 : 1),mengatakan bahwa : “Menulis adalah menempatkan simbol –
simbol grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dimengerti oleh seseorang,kemudian
dapat dibaca oleh orang lain yang memahami bahasa tersebut beserta simbol –
simbol grafiknya.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa
menulis adalah kemampuan seseorang dalam melukiskan lambang – lambang grafik
untuk menyampaikan ide atau gagasan yang dapat dimengerti oleh orang lain .
C. Karangan
Merupakan karya tulis hasil dari
kegiatan seseorang untuk mengungkapkan gagasan dan menyampaikanya melalui
bahasa tulis kepada pembaca untuk dipahami.Lima jenis karangan yang umum
dijumpai dalam keseharian adalah narasi,deskripsi,eksposisi,argumentasi dan persuasi.
1.
Macam –
Macam Karangan di SD
Macam – macam karangan yang dapat
diajarkan di SD dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Menurut Tingkatan
1. Karangan
permulaan ( Kelas I dan II )
2. Karangan
sebenarnya ( Karangan lanjutan ) di kelas – kelas berikutnya.
b. Menurut
Isi / Bentuk
1. Karangan Varslag ( Laporan ) Umumnya
diberikan di kelas – kelas rendah Misalnya : Menceritakan kembali ( secara
tertulis ) apa – apa yang dialami dalam pengajaran lingkungan.
2. Karangan Fantasi, Mengeluarkan isi jiwa sendiri (
Ekspresi jiwa ), Misalnya : “Cita – citaku setelah tamat SD”. “Seandainya aku
jadi raja”.
3. Karangan Reproduksi,Umumnya bersipat menceritakan /
menguraikan suatau perkataan yang telah di pelajari atau di pahami, seperti
mengenal ilmu – ilmu bumi, ilmu hayat,atau menulis dengan kata – kata sendiri
apa yang telah di baca dll.
4. Karangan Argumentasi,Karangan berdasarkan alasan tertentu.
Siswa dibiasakan menyatakan pendapat ataupun pikiranya berdasarkan alas an yang
tepat.
c. Menurut
Susunanya
1.
Karangan Terikat
2.
Karangan Bebas
3.
Karangan setengah bebes terikat
(Ngalim Purwanto dan Djeinah Alim, 1997 : 59)
2. Susunan Karangan
Susunan
karangan atau wacana sebagaimana dikemukakan oleh Tarigan dan Sulistyaningsih
(1996 : 362) adalah : Wacana dibentuk oleh paragraf – paragraf,sedangkan
paragraf dibentuk oleh kalimat – kalimat. Kalimat – kalimat yang membentuk
palagraf itu haruslah merangkai, kalimat yang satu dengan kalimat berikutnya
harus berkaitan begitu seterusnya. Sehingga membentuk satu kesatuan yang utuh
atau membentuk sebuah gagasan.Selanjutnya paragraf dengan paragraf pun
merangkai secara utuh membentuk sebuah wacana yang memiliki tema yang utuh “.
a. Kata
Setiap
gagasan pikiran atau perasaan dituliskan dalam kata – kata. Kata adalah unsur
kata yang diucapkan atau dituliskan yang merupakan perwujudan kesatuan perasaan
dan pikiran yang dapat di gunakan dalam bahasa.Untuk dapat menyampaikan
gagasan,pikiran dan perasaan dalam tulisan karangan.Seorang perlu memiliki
pembendaharaan kata yang memadai dan pemilihan kata yang tepat. “Dalam
memilih kata itu harus diberikan dua persyaratan pokok yaitu (1) Ketepatan (2)
Kesesuaian” (Suriamiharja et – al, 1996 : 25). Persyaratan ketepatan yaitu kata
– kata yang dipilih harus secara tepat mengungkapkan apa yang ingin di
ungkapkan sehingga pembaca juga dapat menafsirkan kata – kata tersebut tepat
seperti maksud penulis persyaratan kedua yaitu kesesuaian.Hal ini
menyangkut kecocokan antara kata – kata yang dipakai dengan
kesempatan / situasi dengan keadaan pembaca.Apakah pilihan kata dan gaya bahasa
yang dipergunakan tidak merupakan suasana atau tidak menyinggung perasaan orang
yang hadir.
b. Kalimat
Kalimat
terbentuk dari gabungan anak kalimat,sedangkan anak kalimat adalah gabungan
dari ungkapan atau frase,dan ungkapan itu sendiri merupakan rangkaina dari kata
– kata .Kalimat yang dipergunakan dalam karangan berupa kalimat yang efektif
yaitu kalimat yang benar dan jelas sehingga mudah dipahami orang lain.Sebuah kalimat
efektif haruslah memiliki kemampuan untuk menimbulkan kembali gagasan pada
pikiran pandangan atau pembaca seperti apa yang terdapat pada pikiran penulis
atau pembaca.Suryamiharja et-al (1996 : 38),Mangemukakan bahwa : Kalimat
efektif dalam bahasa tulis, haruslah memiliki unsur – unsur :
o
Dapat mewakili gagasan penulis
o
Sanggup menciptakan gagasan yang sama
tepatnya dalam pikiran pembaca seperti yang dipikirkan penulis.
c. Paragraf
Paragraf
adalah satu kesatuan pikiran,suatu kesatuan yang lebih tinggi atau lebih luas
dari pada kalimat : paragraf merupakan kumpulan kalimat yang berkaitan dalam suatu
rangkaian untuk membentuk sebuah gagasan, Berkaitan dengan paragraf
akhadiah,dkk (dalam Agus Suryamiharja,1996 : 46), Menjelaskan bahwa “dalam
paragraf terkandung satu unit buah pikiran yang didukung oleh semua kalimat
utama atau kalimat topik, kalimat penjelas sapai kalimat penutup”.
Fungsi dari
paragraf dalam karangan adalah :
1. Sebagai
penampung dari sebagian kecil jalan pikiran atau ide keseluruhan karangan.
2. Memudahkan
pemahaman jalan pikiran atau ide pokok karangan. (Tarigan, 1996 : 48).
Menurut
Suriamuharja (1996 : 48) “Paragraf baik dan efektif harus memenuhi tiga
parsyaratan yaitu :
1.
Kohesi
(Kesatuan)
Keraf
(dalam Suriamiharja 1996 : 48) mengemukakan bahwa “yang dimaksud dengan kohesi
/ kesatuan dalam paragraf adalah semua kalimat yang membina palagraf secara
bersama – sama menyatakan satu hal,satu tema tertentu”.
2.
Koherensi
(Kepaduan)
Keraf
(Suriamiharja 1996 : 48) mengemukakan bahwa “yang dimaksud dengan
koherensi / keterpaduan dalam paragraf adalah kekompakan hubungan antar sebuah
kalimat denngan kalimat yang lain yang membentuk paragraf itu”.
3.
Pengembangan
/ Kelengkapan paragraf
Keraf (dalam
Suryamiharja 1966 : 50),mengemukakan bahwa “pengembangan paragraf adalah
penyusunan atau perincian dari gagasan – gagasan yang membina peragraf itu”,Suatu
paragraf dikatakan berkembang atau lengkap jika kalimat topik atau kalimat
utama dikembangkan atau dijelaskan dengan cara menjabarkannya dalam bentuk –
bentuk kongkrit,dapat dengan cara pemaparan dan pemberian contoh, penganalisaan
dan nilai – nilai.
D. Gambar seri
Media Cerita Gambar
Seri adalah cerita atau daya upaya dalam menyusun
atau menulis karangan dangan menerjemahkan isi pesan visual ( gambar seri ) kedalam
wujud atau bentuk bahasa lain. Berkaitan dengan penggunaan media gambar,Purwanto
dan Alim (1997 : 63),mengemukakan bahwa “Penggunaan media gambar untuk melatih
anak menentukan pokok pikiran yang mungkin akan menjadi karangan – karangan”
juga Tarigan (1997 : 210) mengemukakan bahwa “Mengarang melalui media gambar
seri berarti melatih dan mempertajam daya imajinasi siswa”.Dari uraian di atas,dapat
ditarik kesimpulan bahwa cerita gambar seri adalah cara atau daya upaya dalam
menyusun atau menulis suatu tulisan atau karangan dengan menerjemahkan isi
pesan visual (gambar seri) ke dalam bentuk tulisan.
Gambar yang baik dan dapat digunakan sebagai
sumber belajar adalah yang memiliki ciri – ciri sebagaimana dikemukakan
Sudirman et-al (1991 : 219), yaitu :
1.
Dapat menyampaikan pesan atau ide
tertentu.
2.
Memberi kesan kuat dan menarik
perhatian.
3.
Merangsang orang yang melihat
untuk ingin mengungkapkan tentang obyek – obyek dalam gambar.
4.
Berani dan dinamis.
5.
Ilustrasi tidak terlalu banyak,tetapi
menarik dan mudah dipahami.
E. Pendekatan Bahasa secara utuh
a. Pengertian Bahasa Secara Utuh
Dengan mengajarkan bahasa secara terpisah – pisah,sangat sulit
memotivasi belajar siswa belajar bahasa karena siswa melihat apa yang
dipelajarinya tidak ada hubunganya dengan kehidupan mereka.Oleh karena itulah
digunakan pendekatan Bahasa
secara utuh (whole language) untuk
memberikan variasi pembelajaran pada siswa.
Pendekatan Bahasa secara utuh (whole
language) adalah satu pendekatan pengajaran
bahasa yang menyajikan bahasa secara utuh,tidak terpisah – pisah antara
mendengar/menyimak,berbicara,dan menulis.( Edelsky,1991; Frose,1990;Goodman,1986;Weaven,1992
).Pendekatan Whole language didasari oleh faham contruksivisme yang menyatakan
bahwa anak/siswa membentuk sendiri pengetahuanya melalui peran aktifnya dalam
belajar secara utuh ( whole ) dan terpadu ( Integrated ) ( Robert,1996).Bahasa secara utuh (whole language) adalah
cara untuk menyatukan pandangan tentang bahasa,tentang pembelajaran dan tentang
orang – orang yang terlibat dalam pembelajaran.Dalam hal ini yang dimaksud
adalah siswa dan guru.Whole language dimulai dengan menumbuhkan lingkungan
dimana bahasa diajarkan secara utuh dan keterampilan bahasa ( menyimak,berbicara,membaca,menulis
) diajarkan secara terpadu
Untuk menerapkan Bahasa
secara utuh (whole language) kita harus mengetahui komponen – komponen yang
terdapat dalam whole language. Menurut Routman ( 1991 ) dan Frose ( 1991 ) ada
delapan komponen pendekatan whole language yaitu :
1.
Reading
aloud
Yaitu kegiatan membaca yang dilakukan guru untuk
siswanya.Guru dapat memilih cerita yang mampu menarik siswa untuk aktif
mendengarkan cerita tersebut.Kegiatan ini bisa dilakukan setiap jam pelajaran
Bahasa Indonesia dengan waktu yang singkat saja kurang lebih 10 menit.
2.
Jurnal
writing
Yaitu kegiatan menulis yang dilakukan siswa terhadap kejadian yang
dialaminya.Disinilah siswa belajar mengungkapkan perasaanya menceritakan
kejadian di sekitarnya,membeberkan hasil kerjanya dan menggunakan bahasa dalam
bentuk tulisan.
Kegiatan ini juga harus dilakukan setiap jam
pelajaran Bahasa Indonesia dengan waktu yang singkat saja kurang lebih 10 menit
saja.Kegiatan ini memiliki banyak manfaat antara lain :
a. Meningkatkan
kemampuan menulis
Dengan
menulis jurnal siswa akan terbiasa mengungkapkan pikirannya dalam bentuk
tulisan yang kemudian membantunya untuk mengembangkan kemampuan menulisnya.
b.
Meningkatkan kemampuan membaca
Siswa secara spontan akan membaca hasil tulisanya setiap ia menulis
jurnal.Dengan cara ini,tanpa disadari siswa melatih kemampuanya membacanya
sehingga dengan menulis jurnal siswa tersebut juga meningkatkan kemampuan
membacanya.
c. Menimbulkan
keberanian
Menulis
jurnal bukanlah kegiatan yang harus dinilai maka siswa tidak perlu takut untuk
berbuat salah.Kesempatan ini dapat digunakan sebagai sarana untuk
bereksploitasi.
d. Memberi
kesempatan memberi refleksi
Melalui
jurnal siswa bisa merefleksi apa yang telah dipelajarinya atau dilakukanya.
e. Validasi
pengalaman dan perasaan pribadi
Kejadian
apa saja yang dialami oleh siswa baik di sekolah maupun di luar sekolah dapat
diungkapkan dalam jurnal dengan menghargai apa yang ditulis siwa akan membuat
siswa merasa dihargai.
f. Memberikan
tempat yang aman dan rahasia untuk menulis
Terutama
untuk siswa kelas tinggi,jurnal adalah sarana untuk mengungkapkan perasaan
pribadi.Jurnal ini sering disebut diary atau buku harian.Untuk jurnal jenis ini
siswa boleh memilih apakah guru boleh membaca jurnalnya atau tidak.
g. Meningkatkan
kemampuan berfikir
Dengan
meminta siswa menulis jurnal berarti melatih mereka melakukan proses berfikir,mereka
berusaha mengingat kembali, memilih kejadian mana yang akan diceritakan dan
menyusun informasi yang dimiliki menjadi cerita yang dapat dipahami
pembaca.Dengan membaca jurnal,guru menfgetahui kejadian atau materi mana yang
berkesan dan dipahami siswa dan mana bagian yang membuatnya bingung.
h. Meningkatkan
kesadaran akan peraturan menulis
Melalui
jurnal siswa belajar tata carta menulis,seperti penggunaan huruf besar, tanda
baca dan struktur kalimat b ( tata bahasa ). Siswa juga mulai menulis dengan
menggunakan topik, judul, halaman dan sub topik.Mereka juga menggunakan bentuk
tulisan yang berbeda, seperti dialog ( percakapan ) dan cerita bersambung.Semua
ini diajarkan secara formal.
i.
Menjadi alat evaluasi
Siswa
dapat melihat kembali jurnal yang ditulisnya dan menilai sendiri kemampuan
menulisnya.Mereka dapat melihat komentar atau respons guru atas kemajuanya.Guru
dapat menggunakan jurnal sebagai sarana untuk menilai kemampuan berbahasa anak,
disamping juga penguasaan materi dan gaya penulisan.
i.
Menjadi dokumen tertulis
Dapat
digunakan sebagai dokumen tertulis mengenai perkembangan hidup atau pribadinya.Setelah
mereka dewasa, mereka dapat melihat kembali hal – hal apa yang pernah mereka
anggap penting waktu dulu.
3.
Substained
Silent Reading
Yaitu
membaca dalam hati yang dilakukan setiap siswa.Dengan kegiatan ini akan
memunculkan semangat siswa dalam belajar bahasa.Dengan kegiatan ini juga
diharapkan perbendaharaan kata yang dimilki siswa juga bertambah dari hasil
membacanya tersebut.
4. Share Reading
Yaitu
kegiatan membaca bersama antara guru dan siswa dimana setiap orang mempunyai
buku yang dibacanya.Manfaat kegiatan ini adalah :
o Melatih
kemampuan siswa dalam membaca
o Mengaktifkan
siswa yang belum aktif dalam pembelajaran
o Menumbuhkan
kebersamaan antara guru dan siswa,siswa dengan siswa
5. Guided Reading
Yaitu
membaca terbimbing guru menjadi pengamat dan fasilitator,guru melemparkan
pertanyaan yang meminta siswa menjawab dengan kritis tentang apa yang
dibacanya.
Manfaat kegiatan ini adalah:
o Membiasakan
siswa berfikir kritis
o Melatih
kemampuan membaca siswa
o Memudahkan
siswa dalam erbahasa
6. Guide Writing
Yaitu
menulis terbimbing peran guru dalam kegiatan ini sebagai fasilitator,membantu
siswa menentukan apa yang ingin ditulisnya dan bagaimana menulisnya dengan
jelas, sistematis dan menarik. Guru bertindak sebagai pendorong bukan pengatur,sebagai
pemberi saran bukan pemberi petunjuk. Dalam kegiatan ini proses writing,seperti
memilih topic,membuat draft, memperbaiki dan mengedit dilakukan sendiri oleh
siswa.
7. Independent Reading
Yaitu
membaca bebas,dimana siswa berkesempatan menentukan sendiri materi yang ingin dibacanya.Guru
berperan sebagai pengamat fasilitator dan pemberi respons
8. Independent Writing
Yaitu
menulis bebas bertujuan meningkatkan kemampuan menulis bebas.Siswa mempunyai
kesempatan untuk menulis tanpa ada intervensi dari guru.
Itulah kedelapan komponen
pendekatan whole language untuk menerapkanya kita harus memiliki strategi -
strategi khusus yang disesuaikan dengan keadaan.Maka apabila kita bisa
menerapkan semua komponen itu dalam setiap pembelajara maka kita telah berhasil
menerapkan pendekatan whole language
b.
Ciri – ciri kelas whole language
o Kelas
yang menerapkan whole language penuh dengan barang cetakan. Barang –
barang tersebut tergantung di
dinding,pintu, dan furniture.Label yang dibuat siswa ditempel pada meja,
cabinet,dan sudut belajar.Salah satu sudut kelas dibuat menjadi perpustakan
yang dilengkapi berbagai jenis buku ( tidak hanya buku teks ) majalah,koran,
kamus,buku petunjuk,dan berbagai macam barang cetak lainya.
o Siswa
belajar melalui model atau contoh
o Siswa
belajar dan bekerja sesuai kemampuanya
o Siswa
berbagi tanggung jawab dalam pembelajaran.
o Siswa
terlibat secara aktif terlibat dalam pembelajaran bermakna. Siswa secara aktif
terlibat dalam kegiatan yang membantu mengembangkan rasa tanggung jawab dan
individual.
c.
Penilaian Bahasa secara
utuh
Di dalam kelas Bahasa secara utuh guru senantiasa memperhatikan
kegiatan yang dilakukan siswa.Secara informal,selama pembelajaran
berlangsung,guru memperhatikan siswa menulis, mendengarkan siswa berdiskusi
baik dalam kelompok ataupun diskusi kelas.ketika siswa bercakap – cakap dengan
temanya atau dengan guru,penilaian juga dilakukan.
Penilaian juga
berlangsung ketika siswa dan guru mengadakan konferensi.Walaupun guru tidak
terlihat membawa – bawa buku nilai namun guru menggunakan alat penilaian
seperti format obsesrvasi dan catatan anecdote.Dengan kata lain dalam kelas
whole language guru memberikan penilaian pada siswa selama proses pembelajaran
berlangsung..Selain penilaian informal,penilaian juga dilakukan dengan
,menggunakan portofolio.Portofolio adalah kumpulan hasil belajar siswa selama
kegiatan pembelajaran.Dengan portofolio perkembangan siswa dapat terlihat
secara otentik
BAB III
PELAKSANAAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
A. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini
adalah siswa kelas V SDN 009 Kecamatan Muara
jawa jumlah siswa kelas V SDN
009 adalah 18 siswa.Seperti halnya
kebanyakan anak usia SD,siswa di SD kami juga berasal dari berbagai latar
belakang keluarga yang berbeda karakteristiknya dimana faktor itu juga sangat
menentukan karakteristik anak.Siswa SD kami memiliki kemampuan yang berbeda –
beda dari 18 siswa sekitar 9 siswa memiliki kemampuan di bawah rata – rata yang
menjadi tanggung jawab guru untuk meningkatkan dan mengembangkannya
1.
Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SD tempat penulis
mengajar yaitu SDN 009 Kecamatan Muara jawa Kabupaten Kutai Kartanegara
2.
Waktu Pelaksanaan
Waktu pelaksanaan dilaksanakan sesuai dengan
jadwal pelajaran di SD penulis yaitu tanggal 02 April 2012 sampai dengan 13 April 2012.Penelitian yang penulis laksanakan meliputi 2
siklus,adapun rincian waktunya adalah sebagai berikut:
Siklus I:
a.
Tanggal 02 April 2012 perencanaan perbaikan
b.
Tanggal 03 April 2012 pelaksanaan perbaikan pembelajaran,
c.
Tanggal 04 April 2012 tahap refleksi
Siklus II:
a.
Tanggal 09 April 2012 perencanaan perbaikan
b.
Tanggal 10 April 2012 pelaksanaan perbaikan pembelajaran
c.
Tanggal 11 April 2012 tahap refleksi
B. Diskripsi per siklus :
Dalam
pelaksanaan perbaikan ini penulis menggunakan penelitian tindakan kelas yang meliputi
2 siklus.Setiap siklus meliputi kegiatan persiapan, tindakan atau pelaksanaan,pengamatan
pengumpulsan data/ instrument dan refleksi.Sebelum melaksanakan siklus I
dilaksanakan tahap pendahuluan yang meliputi identifikasi masalah,analisis
masalah,rumusan masalah,dan perencanaan perbaikan.Penelitian ini adalah penelitian
masalah yang timbul dalam penulisan karangan akan diberikan usaha pemecahan
dengan melakukan Pendekatan Bahasa secara utuh.
C.
Langkah – Langkah Rencana
Perbaikan
Rincian prosedur tindakan perencanaan perbaikan adalah sebagai
berikut :
1. Perencanaan Tindakan siklus I
Pada tahap perencanaan
siklus I diawali dengan refleksi dan analisis antara penulis dengan teman
sejawat yaitu Ibu Sumiati,S.Pd terhadap hasil belajar siswa,mengidentifikasi
masalah,menganalisa masalah dan mencari alternatif pemecahan masalah.
Dari
hasil di atas penulis selanjutnya melakukan tindakan sebagai berikut:
1.
Menyusun
Rencana Perbaikan Pembelajaran (RPP) siklus I,yaitu difokuskan pada perencanaan
langkah-langkah perbaikan yang diharapkan dapat mengatasi masalah pembelajaran
dan meningkatkan kualitas proses dan
meningkatkan hasil belajar siswa.
2.
Menyiapkan
media pembelajaran berupa bulu-buku cerita yasng menarik,gambar seri yang
menarik dll.
3.
Menyiapkan
Instrumen pengumpulan data yaitu:
o
Lembar
observasi yang akan digunakan penulis dan teman sejawat untuk mengamati proses
pembelajaran secara keseluruhan.
o
Lembar
pendataan siswa yang mengalami kesulitan saat menulis karangan
o
Pedoman
Penilaian hasil karangan siswa dan lembar penilaian
o
Menetapkan
kriteria keberhasilan kebaikan pembelajaran dalam penelitian ini perbaikan
pembelajaran dinyatakan berhasil apabila 75% dari siswa mencapai nilai minimal 60.
2. Pelaksanaan
Pelaksanaan
kegiatan pada tahapan ini adalah
penerapan rencana perbaikan pembelajaran yang telah dibuat dalam proses belajar
mengajar. Pelaksanaan kegiatan itu meliputi :
a.
Menjelaskan secara singkat tentang materi karangan.Dalam hal ini
guru melatih kemampuan mendengar para siswanya
b.
Guru mengajak siswa mengamati dan menyebutkan hal – hal apa saja
yang menarik dari gambar seri yang telah disediakan guru.Dalam hal ini guru
berusaha menggali kemampuan siswa dalam berbicara dengan mengemukakan pikiran,
gagasan gagasan yang dimiliki.
c.
Siswa membaca contoh karangan berdasarkan gambar seri yang ada di
buku paket Bahasa Indonesia.Dalam hal ini guru melatih siswa rajin membaca
untuk menemukan kosakata yang baru yang dapat menambah perbendaharaan katanya,
d.
Siswa menulis karangan sederhana dari gambar seri yang telah
disediakan dengan pilihan kata yang menarik dan penggunaan ejaan yang tepat
3. Pengamatan / pengumpulan data
instrumen
1.
Pengamatan
Pengamatan dilakukan secara kolaboratif oleh penulis dan teman sejawat.Pengamatan
yang dilakukan adalah aktifitas siswa saat proses pembelajaran.
Pengamatan tersebut meliputi
a.
Proses
pembelajaran yang berlangsung
b.
Kesulitan
yang dialami siswa selama menulis karangan
c.
Hasil
karangan siswa
2.
Instrumen
Instrumen yang digunakan utnuk mengumpulkan data dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
a.
Rencana Perbaikan Pembelajaran
(RPP) tentang menulis berbagai bentuk pecahan. RPP dibuat untuk memberikan arah
pembelajaran dan sebagai acuan dalam menyususun skenario pembelajaran.
b.
Skenario Pembelajaran
digunakan sebagai acuan dalam melaksanakan proses pembelajaran.
c.
Alat bantu mengajar /
alat peraga yaitu Gambar seri
d.
Lembar Pengamatan proses
pembelajaran.
e.
Data siswa yang mengalami
kesulitan
f.
Pedoman Penilaian hasil
karangan siswa
4. Refleksi
Dalam
tahap refleksi ini penulis bersama teman sejawat melakukan analisa terhadap
proses pembelajaran, data siswa yang mengalami kesulitan, hasil karangan siswa.Hasil
refleksi ini selanjutnya digunakan sebagai dasar bagi upaya perbaikan
pembelajaran pada siklus II.
Rincian prosedur tindakan perencanaan perbaikan adalah sebagai
berikut :
1.
Perencanaan Tindakan siklus II
Perencanaan siklus II ini
didasarkan pada hasil refleksi dan analisis penulis bersama teman sejawat
terhadap proses dan hasil belajar siswa pada siklus I.
Dari hasil di atas penulis selanjutnya melakukan tindakan sebagai
berikut:
1.
Menyusun
Rencana Perbaikan Pembelajaran (RPP) siklus 2, yaitu difokuskan pada
perencanaan proses pembelajaran yang lebih efektif dalam memadukan kemampuan
berbahasa secara utuh
2.
Menyiapkan
media pembelajaran berupa buku-buku yang lebih menarik, gambar seri yang lebih
menarik
3.
Menyiapkan
Instrumen pengumpulan data yaitu:
o
Lembar
observasi yang akan digunakan penulis dan teman sejawat untuk mengamati proses
pembelajaran secara keseluruhan.
o
Lembar
pendataan siswa yang mengalami kesulitan saat menulis karangan
o
Pedoman
Penilaian hasil karangan siswa dan lembar penilaian
o
Menetapkan
kriteria keberhasilan kebaikan pembelajaran dalam penelitian ini perbaikan pembelajaran
dinyatakan berhasil apabila 80% dari siswa mencapai nilai minimal 7,0.
2. Pelaksanaan
Pelaksanaan
kegiatan pada tahapan ini adalah
penerapan rencana perbaikan pembelajaran yang telah dibuat dalam proses
belajar mengajar. Pelaksanaan kegiatan itu meliputi :
a.
Pada kegiatan awal guru mengasah kemampuan anak untuk mendengar
dengan cara memberikan cerita tentang suatu urutan kejadian semisal, hal-hal
yang dialami guru saat berangkat sekolah.Kemudian guru memberikan pertanyaan
singkat dari peristiwa itu
b.
Siswa menulis secara singkat kejadian yang dialaminya sejak bangun tidur hingga sampai di sekolah.Dengan
kegiatan ini guru melatih siswa menulis suatu urutan kejadian.
c.
Siswa membaca contoh
karangan berdasarkan gambar seri
di buku bacaan dengan penekanan memahami pemilihan kata yang menarik ,
penggunaan ejaan yang tepat, penggunaan huruf kapital yang tepat, dan
penggunaan tanda titik yang tepat.
d.
Guru menyiapakan sebuah gambar seri yang telah dibuatnya,lalu
mengajak siswa mengamati gambar itu. Kemudian bersama sisa menyebutkan hal-hal
apa saja yang ada di gambar itu
e.
Dari hasil pengamatan gambar itu siswa diberi tugas untuk membuat
karangan sederhana dari gambar itu
f.
Setelah itu guru memeriksa hasil pekerjaan siswa dan memberi
komentar yang bisa memberikan motivasi pada siswa agar selalu rajin
membaca,mendengar, berbicara, dan menulis
3. Pengamatan / pengumpulan data
instrumen
1.
Pengamatan
Pengamatan dilakukan secara kolaboratif oleh penulis dan teman sejawat.Pengamatan
tersebut meliputi :
a.
Proses
pembelajaran yang berlangsung
b.
Kesulitan
yang dialami siswa selama menulis karangan
c.
Hasil
karangan siswa
2. Instrumen
Instrumen yang digunakan utnuk mengumpulkan data dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
a.
Rencana Perbaikan
Pembelajaran (RPP) tentang menulis kan berbagai bentuk pecahanRPP
dibuat untuk memberikan arah pembelajaran dan sebagai acuan dalam menyususun
skenario pembelajaran.
b.
Skenario Pembelajaran
digunakan sebagai acuan dalam melaksanakan proses pembelajaran.
c.
Alat bantu mengajar / alat
peraga yaitu Gambar seri
d.
Lembar Pengamatan proses
pembelajaran.
e.
Data siswa yang mengalami
kesulitan
f.
Pedoman Penilaian hasil
karangan siswa
Tabel 3.1 Kreteria Penilaian
No
|
Kesulitan
yang dialami
|
Nilai
|
1
|
Pemilihan kata yang tepat
|
1 - 15
|
2
|
Penggunaan ejaan yang tepat
|
1 - 15
|
3
|
Penggunaan huruf kapital yang
tepat
|
1 - 10
|
4
|
Pengginaan tanda titik yang tepat
|
1- 10
|
Jumlah rata-rata
|
4. Refleksi
Setelah diadakan perbaikan pembelajaran siklus 2 penulis
dan teman sejawat melakukan refleksi untuk mengetahui kegagalan dan
keberhasilan pembelajaran dengan pendekatan whole language ini.Dari pengamatan
yang telah dilakukan bisa dikatakan bahwa pembelajaran dengan pendekatan Bahasa
secara utuh cukup berhasil dalam mengatasi kesaulitan siswa dalam menulis
karangan sehingga prestasi mereka pun menjadi lebih baik.Pembelajaran ini
dikatakan cukup berhasil karena bisa meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis
karangan berdasar gambar seri.Dari 18 siswa ada kurang lebih 9 anak sekitar (50,00
%) yang belum cukup mampu menulis karangan berdasar gambar seri.Selanjutnya
inilah tugas guru untuk selalu berusaha memperbaikinya dengan menciptakan pedmbelajaran
yang lebioh baik lagi.Refleksi siklus 2 inilah yang menjadi acuan penyusunan
laporan perbaikan pembelajaran ini.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil Penelitian per siklus
Setelah melakukan prosedur penelitian di atas peneliti
berhasil mendapatkan data-data yang dibutuhkan untuk dapat melakukan tindakan
selanjutnya.Pada bab ini akan menguraikan tentang hasil pengolahan dan analisa
data berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan.Adapun data-data hasil
pengamatan dalam kegiatan perbaikan pembelajaran adalah sebagai berikut :
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan hasil yang
didapat dalam 2 siklus adalah :
1.
Tindakan Siklus 1
Hasil penelitian dalam perencanaan
ini cukup baik guru telah cukup baik dalam mempersiapkan perencanaan untuk
menciptakan pembelajaran bahasa secara utuh guna meningkatkan pembelajaran
bahasa Indonesia kompetensi menulis karangan berdasarkan gambar seri.
Hal itu terbukti dalam beberapa hal :
1.
Adanya rencana perbaikan pembelajaran yang menggambarkan
pembelajaran secara terpadu dan utuh ( Rencana perbaikan pembelajaran terlampir
)
2.
Adanya Media pembelajaran yang telah
disediakan berupa mediar seri.
3.
Adanya perangkat pembelajaran yang
lengkap diantaranya :
o
Lembar
observasi yang akan digunakan penulis dan teman sejawat untuk mengamati proses
pembelajaran secara keseluruhan.
o
Lembar
pengamatan terhadap kesulitan yang mungkin dialami siswa
o
Lembar
ini digunakan untuk mengamati hal-hal apa saja yang menjadi kesulitan siswa
dalam menulis sebuah karangan
o
Lembar
pedoman Penilaian hasil karangan siswa dan lembar penilaian. Lembar ini
digunakan untuk dijadikan pedoman hal – hal apa saja yang digunakan dalam
penilaian hasil karangan siswa. Lembar ini juga merupakan laporan penilaian
hasil belajar siswa.
2.
Pengamatan
Tabel 4.1 Data Hasil Penelitian Pada Tahapan Test
No
|
Nama
siswa
|
Aspek
Penilaian
|
Jml
|
Rata
|
Ket
|
|||
1
|
2
|
3
|
4
|
|||||
1
|
Hariyadi
|
9
|
9
|
8
|
7
|
33
|
66
|
Cukup
|
2
|
Akmal
|
9
|
6
|
8
|
6
|
29
|
58
|
Kurang
|
3
|
Deny
|
9
|
6
|
8
|
6
|
29
|
58
|
Kurang
|
4
|
Erlangga.Ns
|
9
|
9
|
8
|
8
|
34
|
68
|
Cukup
|
5
|
Evi yulpiana
|
9
|
9
|
8
|
7
|
33
|
66
|
Cukup
|
6
|
Elsa marsha
|
8
|
7
|
7
|
6
|
28
|
56
|
Kurang
|
7
|
Elva safitri
|
9
|
9
|
8
|
7
|
33
|
66
|
Cukup
|
8
|
Gustiani
|
14
|
13
|
9
|
9
|
45
|
90
|
Baik
|
9
|
Julia.G.N
|
14
|
12
|
9
|
10
|
45
|
90
|
Baik
|
10
|
Kamila n
|
9
|
6
|
8
|
6
|
29
|
58
|
Kurang
|
11
|
M.husaini
|
8
|
7
|
7
|
6
|
28
|
56
|
Kurang
|
12
|
Nursyifa
|
9
|
6
|
8
|
6
|
29
|
58
|
Kurang
|
13
|
Ramadhan
|
8
|
8
|
7
|
7
|
30
|
60
|
Cukup
|
14
|
Syarkani
|
9
|
9
|
8
|
8
|
34
|
68
|
Cukup
|
15
|
Supiana
|
8
|
8
|
7
|
7
|
30
|
60
|
Cukup
|
16
|
Usnur
|
9
|
9
|
8
|
8
|
34
|
68
|
Cukup
|
17
|
Uswatun.N
|
9
|
9
|
8
|
7
|
33
|
66
|
Cukup
|
18
|
Hasmini
|
9
|
9
|
8
|
8
|
34
|
68
|
Cukup
|
Jumlah
|
590
|
1180
|
Banyak
siswa yang memperoleh nilai baik sebanyak 2 orang ( 11,11% ),yang mendapat
nilai cukup sebanyak 9 orang ( 50,00 % ) dan yang mendapatkan nilai kurang
sebanyak 7 orang (38,89 %).secara klasikal skor yang diperoleh siswa dominan
berada pada kategori cukup. Dari data diatas dapat dilihat hampir 50 % siswa
yang mengalami kesulitan dalam menulis sebuah karangan.Hal yang paling dianggap
sulit oleh siswa yaitu pemilihan kata yang tepat.Kebanyakan siswa cenderung
sulit untuk mengeluarkan pemikiranya dengan menggunakan kata yang tepat dan
saling berkolerasi.Hal itu menjadi tugas guru untuk mengatasinya dengan cara
yang sebaik – baiknya
Kegiatan
pembelajaran pada siklus pertama dilaksanakan pada tanggal 02 - 03 April 2012 dalam
hal ini peneliti bertindak sebagai guru adapun proses belajar mengajar mengacu
pada rencana pelajaran yang telah dipersiapkan.Pengamatan dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan belajar
mengajar.
Tabel 4.2 Data Hasil Penelitian dari siklus 1 adalah sebagai
berikut
No
|
Nama
siswa
|
Aspek
Penilaian
|
Jml
|
Rata
|
Ket
|
|||
1
|
2
|
3
|
4
|
|||||
1
|
Hariyadi
|
14
|
13
|
9
|
9
|
45
|
90
|
Baik
|
2
|
Akmal
|
9
|
6
|
8
|
6
|
29
|
58
|
Kurang
|
3
|
Deny
|
10
|
10
|
9
|
8
|
37
|
74
|
Cukup
|
4
|
Erlangga.Ns
|
10
|
10
|
9
|
8
|
37
|
74
|
Cukup
|
5
|
Evi yulpiana
|
14
|
13
|
9
|
9
|
45
|
90
|
Baik
|
6
|
Elsa marsha
|
10
|
9
|
8
|
8
|
35
|
70
|
Cukup
|
7
|
Elva safitri
|
10
|
10
|
9
|
8
|
37
|
74
|
Cukup
|
8
|
Gustiani
|
14
|
13
|
9
|
9
|
45
|
90
|
Baik
|
9
|
Julia.G.N
|
14
|
12
|
9
|
10
|
45
|
90
|
Baik
|
10
|
Kamila n
|
8
|
7
|
7
|
6
|
28
|
56
|
Kurang
|
11
|
M.husaini
|
10
|
10
|
9
|
8
|
37
|
74
|
Cukup
|
12
|
Nursyifa
|
10
|
10
|
8
|
8
|
36
|
72
|
Cukup
|
13
|
Ramadhan
|
10
|
9
|
8
|
8
|
35
|
70
|
Cukup
|
14
|
Syarkani
|
10
|
10
|
8
|
8
|
36
|
72
|
Cukup
|
15
|
Supiana
|
10
|
10
|
9
|
8
|
37
|
74
|
Cukup
|
16
|
Usnur
|
10
|
9
|
8
|
8
|
35
|
70
|
Cukup
|
17
|
Uswatun.N
|
10
|
10
|
8
|
8
|
36
|
72
|
Cukup
|
18
|
Hasmini
|
10
|
9
|
8
|
8
|
35
|
70
|
Cukup
|
Jumlah
|
670
|
1340
|
||||||
Rata - rata
|
74,50
|
Cukup
|
Banyak siswa yang memperoleh
nilai baik sebanyak 4 orang ( 22,22% ),yang mendapat nilai cukup sebanyak 12
orang ( 66,67% ) dan yang mendapatkan nilai kurang sebanyak 2 orang (11,11%).secara
klasikal skor yang diperoleh siswa dominan berada pada kategori cukup.
Tabel.4.3 Pengamatan terhadap pembelajaran yang berlangsung
No
|
Kegiatan
Pembelajaran
|
Siswa Aktif
|
Siswa tidak aktif
|
1
|
Penyampaian materi tentang
karangan
|
82 %
|
18 %
|
2
|
Pengamatan terhadap gambar seri
|
85 %
|
15 %
|
3
|
Kegiatan membaca contoh karangan
berdasarkan gambar seri yang ada di buku paket
|
78 %
|
22 %
|
4
|
Menulis karangan berdasarkan
gambar seri yang telah disediakan guru
|
80 %
|
20 %
|
Jumlah rata -rata
|
81 %
|
19 %
|
Dari data
keaktifan pembelajaran yang ada diatas dapat dikatakan bahwa pendekatan Bahasa secara utuh cukup mampu untuk membuat pembelajaran bahasa Indonesia
menjadi lebih efektif.Hal itu terbukti dengan pencapaian keaktifan siswa yang
mencapai 81 %.Walaupun masih terdapat sekitar 19 % siswa tidak aktif dalam
pembelajaran.Kebanyakan dari ketidak aktifan itu dtunjukkan dengan berbicara
sendiri dengan teman sebangku,malas dalam mengikuti pelajaran,bermain sendiri.
Dari tabel
di atas dapat dijelaskan bahwa siswa kelas V SDN 009 Kecamatan muara jawa dalam
menulis karangan berdasarkan gambar seri sudah cukup baik.Artinya, siswa sudah
mulai dapat mengungapkan pikiran, gagasan yang dimiliki dalam menulis karangan
berdasarkan gambar seri. Kesulitan yang dialami siswa sebelumnya dapat teratasi
dengan pembelajaran bahasa secara utuh.Karena dengan pembelajaran bahasa yang
utuh siswa terbantu untuk menemukan pemikiran dalam berbahasa yang dimilikinya.Sehingga
siswa bisa menulis karangan berdasarkan gambar seri dengan cukup baik.Nilai
rata-rata prestasi belajar siswa adalah 74 Prosentase ketuntasan belajar
mencapai 81%.Hal ini berarti siswa dari
18 siswa belum tuntas belajar.
Dari hasil
yang didapatkan diatas dapat dilihat rata – rata nilai siswa hanya 74.Meskipun
hasil itu dinilai sudah cukup baik guru punya kewajiban untuk meningkatkan
nilai tersebut.Guru juga harus berusaha untuk menuntaskan siswa yang
berpredikat tidak tuntas.
3. Refleksi
Adapun
keberhasilan dan kegagalan yang terjadi pada siklus pertama adaah sebagai
berikut (1) kurangnya bimbingan guru kepada siswa dalam kegiatan pembelajaran,
(2) kurangnsya pemanfaatan waktu bagi guru seefisien mungkin terhadap
pembelajaran, (3) sebagian siswa belum terbiasa dengan penggunaan pendekatan secara
utuh, (4) hasil evaluasi pada siklus pertama mencapai rata-rata 72 dan (5) masih ada anak yang belum dapat
menulis karangan berdasarkan gambar seri Namun sebagian siswa sudah dapat
menulis karangan berdasarkan gambar seri dengan tepat.
Untuk memperbaiki
kekurangan dan mempertahankan prestasi yang telah dicapai pada siklus pertama.Maka
pada siklus kedua dibuat perencanaan sebagai berikut:
o
Pertama,guru
perlu membuat perencanaan yang lebih efektif dalam memadukan keempat kemampuan
berbahasa yang diajarkan secara utuh guru juga harus memotivasi siswa untuk
terlibat langsung dalam setiap kegiatan yang akan dilakukan.
o
Kedua,guru
perlu mendiskripsikan waktu secara efisien guna mendapatkan pembelajaran
terpadu yang sesuai dengan alokasi waktu yang tersedia
o
Ketiga,guru
harus lebih terampil dan berdedikasi dalam memotivasi siswa sehingga siswa
dapat lebih antusias dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.
2. Tindakan
Siklus II
Seperti halnya pada siklus pertama,siklus
kedua ini terdiri dari perencanaan,pelaksanaan,pengamatan dan refleksi.
1.
Perencanaan
Tindakan dalam perencanaan siklus kedua adalah
melengkapi instrumen sesuai dengan refleksi pada siklus pertama
Hasil penelitian siklus 2 dalam perencanaan ini lebih baik
daripada siklus Belajar dari kekurangan-kekurangan yang ada di perbaikan siklus
1, guru dengan lebih baik mempersiapkan rencana perbaikan pembelajaran siklus 2
ini.Hal itu terbukti dalam beberapa hal
a.
Adanya rencana perbaikan pembelajaran yang menggambarkan
pembelajaran secara terpadu dan utuh ( Rencana perbaikan pembelajaran terlampir
) yang merupakan perbaikan dari hasil refleksi pada siklus 1.Dengan menekankan
pada pengefisienan waktu dalam pembelajaran dan ketrampilan guru dalam
memotivasi siswa untuk lebih aktif dalam pembelajaran
b.
Adanya Media pembelajaran yang telah disediakan berupa media
gambar seri yang lebih menarik dengan tema yang menarik. Media ini dibuat agar
siswa tertarik dan punya semangat dalam proses pembelajaran
c.
Perangkat pembelajaran dalam siklus 2 ini kurang lebih sama dengan
perangkat pembelajaran pada siklus 1
2.
Pengamatan
Kegiatan pembelajaran pada siklus
kedua dilaksanakan pada tanggal 09 -11 April 2012.Dalam hal ini peneliti
bertindak sebagai guru.Adapun proses pembelajaran mengacu pada rencana
pelajaran dengan memperhatikan revisi pada siklus pertama,sehingga kesalahan
maupun kekurangan pada siklus pertama bisa diatasi dalam perbaikan siklus 2
ini.
Pengamatan dilaksanakan pada saat
proses pembelajaran mengajar.Hasil Pengamatan dari siklus 2 adalah sebagai
berikut :
Tabel 4.4 Data Hasil Penelitian dari siklus II adalah sebagai
berikut
No
|
Nama
siswa
|
Aspek
Penilaian
|
Jml
|
Rata
|
Ket
|
|||
1
|
2
|
3
|
4
|
|||||
1
|
Hariyadi
|
14
|
13
|
9
|
9
|
45
|
90
|
Baik
|
2
|
Akmal
|
9
|
6
|
8
|
6
|
29
|
58
|
Kurang
|
3
|
Deny
|
13
|
11
|
9
|
9
|
42
|
84
|
Baik
|
4
|
Erlangga.Ns
|
10
|
10
|
9
|
8
|
37
|
74
|
Cukup
|
5
|
Evi yulpiana
|
14
|
13
|
9
|
9
|
45
|
90
|
Baik
|
6
|
Elsa marsha
|
13
|
11
|
9
|
9
|
42
|
84
|
Baik
|
7
|
Elva safitri
|
10
|
10
|
9
|
8
|
37
|
74
|
Cukup
|
8
|
Gustiani
|
14
|
13
|
9
|
9
|
45
|
90
|
Baik
|
9
|
Julia.G.N
|
14
|
12
|
9
|
10
|
45
|
90
|
Baik
|
10
|
Kamila n
|
10
|
10
|
9
|
8
|
37
|
74
|
Cukup
|
11
|
M.husaini
|
10
|
10
|
9
|
8
|
37
|
74
|
Cukup
|
12
|
Nursyifa
|
10
|
10
|
8
|
8
|
36
|
72
|
Cukup
|
13
|
Ramadhan
|
10
|
9
|
8
|
8
|
35
|
70
|
Cukup
|
14
|
Syarkani
|
10
|
10
|
8
|
8
|
36
|
72
|
Cukup
|
15
|
Supiana
|
10
|
10
|
9
|
8
|
37
|
74
|
Cukup
|
16
|
Usnur
|
10
|
9
|
8
|
8
|
35
|
70
|
Cukup
|
17
|
Uswatun.N
|
10
|
10
|
8
|
8
|
36
|
72
|
Baik
|
18
|
Hasmini
|
13
|
11
|
9
|
9
|
42
|
84
|
Baik
|
Jumlah
|
698
|
1396
|
||||||
Rata - rata
|
77,56
|
Tuntas
|
Banyak siswa yang memperoleh
nilai baik sebanyak 7 orang ( 38,89% ),yang mendapat nilai cukup sebanyak 10
orang ( 55,56% ) dan yang mendapatkan nilai kurang sebanyak 1 orang (5,56%).secara
klasikal skor yang diperoleh siswa dominan berada pada kategori tuntas.
Tabel.4.5 Pengamatan terhadap pembelajaran yang berlangsung
No
|
Kegiatan
Pembelajaran
|
%
Siswa
yang aktif
|
%
Siswa
yang tidak aktif
|
1
|
Pembacaan cerita tentang suatu peristiwa
yang terjadi secara berurutan
|
85 %
|
15 %
|
2
|
Kegiatan siswa menulis secara
singkat kejadian yang dialaminya sejak bangun tridur hingga sampai di
sekolah.
|
79 %
|
21 %
|
3
|
Kegiatan membaca contoh karangan
berdasarkan gambar seri yang ada di buku paket
|
84 %
|
16 %
|
4
|
Pengamatan terhadap gambar seri
yang disediakan guru
|
87 %
|
13 %
|
5
|
Kegiatan siswa menulis karangan
berdasar gambar seri yang telah disaedakan guru
|
85 %
|
15 %
|
Jumlah rata -rata
|
84 %
|
16 %
|
Dari data
keaktifan pembelajaran siklus 2 yang ada diatas dapat dikatakan bahwa
pendekatan whole language yang diterapkan pada siklus 2 ini mampu
menciptakan pembelajaran yang lebih efektif dari pembelajaran siklus 1.Jumlah
siswa yang aktif dalam siklus 2 lebih banyak dari siklus 1 yaitu 84 %.
Tabel.4.6 Pengamatan terhadap pembelajaran yang berlangsung
No
|
Kesulitan
yang dialami
|
%
siswa yang mengalami kesulitan
|
1
|
Pemilihan kata yang tepat
|
20 %
|
2
|
Penggunaan ejaan yang tepat
|
16 %
|
3
|
Penggunaan huruf kapital yang
tepat
|
18 %
|
4
|
Pengginaan tanda titik yang tepat
|
21 %
|
Jumlah rata - rata
|
19 %
|
Dari data diatas dapat dilihat
hampir 19 % siswa yang masih mengalami kesulitan dalam menulis sebuah karangan.Hal
itu lebih sedikt dari siklus 1.Selanjutnya menjadi tugas guru untuk terus
berusaha agar siswa tersebut perlahan-lahan dapat mengatasi kesulitanya itu.
Dari tabel
di atas dapat dijelaskan bahwa siswa kelas V SDN 009 Kecamatan Muara Jawa
Kabupaten Kutai kartanegara dalam menulis karangan berdasarkan gambar seri
sudah cukup baik dan lebih baik dari siklus 1.Kesulitan yang dialami pada
siklus 1 dengan kegiatan pembelajaran yang lebih efektif ini telah berkurang.Dengan
kebiasaan mereka memadukan kemampuan berbahasa yang utuh.Kemampuan mereka dalam
menulis karangan pun menjadi semakin baik.
Nilai
rata-rata prestasi belajar siswa adalah 74 Prosentase ketuntasan belajar
mencapai 88%.Hal ini berarti 1 siswa dari 18 siswa belum tuntas belajar .
3. Refleksi
Pada akhir pelaksanaan perbaikan
siklus 2 ini, penulis melakuan refleksi bersama teman sejawat.Hasil dari
refleksi itu adalah sebagai berikut :
a. Pembelajaran pada siklus 2 lebih
baik daripada siklus 1
b. Kesulitan yang terdapat pada siklus
1 bisa teratasi dari perbaikan siklus 2 yang telah dilakukan
c. Hasil prestasi belajar siswa pada
siklus 2 mengalami peningkatan
d. Masih ada sedikit kekurangan guru
dalam pembelajaran yaitu keefisienan waktu
e. Guru kurang memperhatikan
siswa-siswa dengan kemampuan yang lemah
Pada siklus
kedua ini hasil yang diperoleh dari kegiatan pembelajaran sudah baik.Perlu
diperhatikan lagi untuk tindakan selanjutnya adalah memaksimalkan hasil dan
mempertahankan hasil yang sudah diraih siswa agar pada pembelajaran berikutnya
menjadi lebih baik lagi.
B. Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian yang
didapatkan diatas penerapan pembelajaran dengan pendekatan bahasa secara utuh
dapat meningkatkan pembelajaran yang lebih efektif sehingga hasil pembelajaran
yang diperoleh siswa pun semakin baik.Hal itu terbukti dari adanya peningkatan
keaktifan siswa,hasil belajar siswa dan tingkat ketuntasan siswa.Keaktifan
siswa pada siklus 1 yang mencapai 81 % meningkat menjadi 84 % pada siklus 2,Hasil
belajar siswa pada siklus 1 mencapai 74 dapat menigkat menjadi 75 pada siklus
2,dan tingkat ketuntasan pada siklus 1 mencapai 81 % meningkat menjadi 88 %
pada siklus 2. Walaupun peningkatan itu tidak terlalu signifikan akan tetapi
dengan pembelajaran pendekatan bahasa secara utuh yang lebih baik maka akan
didapatkan pula pembelajaran dan hasil yang lebih baik
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A.
Kesimpulan
Berdasarkan analisis dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
dengan pendekatan bahasa secara utuh sangat tepat guna meningkatkan
pembelajaran Bahasa Indonesia kompetensi menulis karangan sederhana berdasarkan
gambar seri di kelas kelas V SDN 009 Kecamatan Muara jawa, Kabupaten Kutai
kartanegara.Hal itu terbukti dengan adanya peningkatan ketuntasan siswa dalam
belajar yang semakin baik, yaitu 81 % di siklus 1 meningkat menjadi 88% pada
siklus 2. Jika pendekatan whole language bisa diterapkan pada setiap
pembelajaran bahasa Indonesia maka akan didapatkan hasil pembelajaran yang
lebih memuaskan.
B.
Saran
Berdasarkan
kesimpulan di atas diharapkan:
1. Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia
kompetensi menulis karangan sederhana berdasarkan gambar seri, pendekatan bahasa
secara utuh sangat tepat apabila diterapkan.
2. Guru SD khusunya guru kelas V dapat
memadukan keempat kemampuan berbahasa dengan penyampaian secara utuh dan
terkoodinir dengan baik.
3. Untuk penelitian yang serupa
hendaknya dilakukan perbaikan-perbaikan agar diperoleh hasil yang maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
Suriamiharja Agus,M.Pd.dkk ( 1996 / 1997 ). Petunjuk
Praktis Menulis. Jakarta : Depdikbud
Sabarti Akhadiah,Dr.Prof ( 1996/1997).Menulis.
Jakarta : Depdikbud
The Liang Gie (1992). Pengantar Dunia Karang
Mengarang. Yogyakarta : Liberty
Tarigan Djago,Drs (1996).Membina Ketrampilan Menulis
Paragraf dan Pengembanganny., Bandung : Angkasa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar